Jadilah
dirimu sendiri !!!
“Ehh put, nda balik kesamarinda,” teriak Anita sambil
mengendarai motor melewati depan rumahku, aku yang saat itu sedang menyapu
halaman tiba-tiba berhenti dan langsung memanggil serta meminta Anita berhenti,
aku berniat untuk mengembalikan kunci kamar kos nya yang ku pinjam dua hari
yang lalu. Anita pun bertanya lagi kapan aku akan kembali ke Samarinda, dan aku menjawab bahwa aku
akan seminggu lagi berada dirumah, mendengar jawabanku Anita mulai membujukku
untuk kembali segera kesamarinda karena dia tahu bahwa skripsiku telah jauh
tertinggal, kurang lebih ini yang dikatakannya pada ku, “kesamarinda sudah put
sayang loh, ingat proposal put.” Pada saat kejadian itu ternyata Mama ku sedang
berdiri dan menyaksikan kami berdua, setelah kami berdua selesai dengan urusan
kami, aku melihat Mama ku kembali masuk untuk melanjutkan pekerjaanya, tanpa
berkata satu patah kata pun padaku. Sejenak aku berfikir, mungkin Mama ku
merasa malu pada ku, karena kemungkinan besar aku akan terlambat menyandang
gelar sarjana, tapi alasan dibalik diamnya Mama ku bukanlah itu, tapi karena
Mama ku tahu apa yang akan kulakukan selama seminggu dirumah, kalian tahu aku
mungkin saja bisa menjadikan seorang presiden hanya dalam waktu seminggu, tapi
itu berlebihan sihh karena pada nyatanya aku hanya membantu adik-adik ku untuk
belajar.
Akan tetapi kalimat ku
tadi mengenai menjadikan seseorang presiden dalam waktu satu minggu bukanlah
hanya bualan semata, faktanya hal itu bisa saja dilakukan, aku yakin semua orang pernah mendengar mengena masalah Umur
Keemasan dari seorang balita, yaitu pada saat balita berumur 3 tahun,
pada masa-masa masa ini balita akan menyerap semua pengalamanya baik itu ilmu,
tingkah laku atau pun kepribadian, dan menyimpanya seeumur hidup, pada masa
keemasan inilah penting bagi orang tua untuk memberikan hal-hal ataupun
contoh-contoh yang baik dan memberi pembelajaran yang baik, dan pada masa ini
juga orang tua dapat mendidik anak-anaknya untuk menjadi orang hebat. Anak-anak
dapat meniru tingkah laku orang dewasa hanya dalam hitungan menit setelah ia
melihat contoh aslinya, tidak perlu
membutuhkan waktu seminggu anak-anak dapat kita ajarkan hal kecil yang
bermanfaat hanya dalam satu hari, contohnya membiasakan diri mencuci tangan
sebelum makan, berdoa sebelum tidur, membuang sampah pada tempatnya, dan
hal-hal kecil lainya yang baik, dan dalam seminggu anak-anak sudah dapat
terbiasa melakukan semua hal itu.
Bulan Juni ini kedua adikku sedang menghadapi ujian akhir
semester, atau kalau anak sekolah bilang ulangan semester akhir, keberadaanku
dirumah adalah untuk membantu mereka belajar, tidak ada trik khusus yang digunakan
dalam belajar, kami hanya membaca dan melakukan tanya jawab, yang membuat ku
semangat dan rela menunda skripsi ku adalah perjanjianku dengan adikku yang
paling kecil, namanya Nabil kelas 3 SD, bisa dibilang hal yang paling
dibencinya adalah sekolah dan menulis, sementara, itu adalah hal wajib yang
harus dikerjakanya setiap senin sampai sabtu. Hingga pada suatu hari sebelum
hari H ulangan semester dia berkata “nda usah pulang put, minggu depan aja
pulang, ajarin aku dulu, ulangan.”
Mendengar ucapannya sontak aku heran dan tersenyum sembari berkata, “ohhh betul
yah, perjanjian pokonya harus belajar terus nda boleh main,” untuk catatan adik
ku yang satu ini paling hobi mainan, semua hal bisa ia mainkan. Setelah
berdiskusi panjang dan melakukan tawar menawar, akhirnya aku dan Nabil membuat
perjanjian, isinya “Aku tinggal seminggu lagi dirumah dan bantu Nabil
belajar Malam dan
Subuh, sementara siang hari Nabil bebas bermain”, oke sipp walaupun tidak ada
pernyataan tertulisnya, aku ingin membiasakan adikku untuk terbiasa menepati
janji dan konsisten dengan kata-katanya. Dengan ini aku pun bertekat ingin
membuat adikku masuk dalam rangking 5 besar, alhasil, alhamdulillah adik ku
mendapat peringkat 5. Rasanya cukup puas dan penuh rasa syukur.
Aku sadar mungkin aku tidak seprti mahasiswa kebanyakan yang
ambisius mengejar kelulusan, bahkan aku terkesan santai, tetapi aku merasa
bahagia, itulah yang terpenting, aku menjalani hidupku dengan kesyukuran dan
melakukan hal-hal yang ketika aku melakukanya hatiku merasa senang, aku tetap
mengerjakan kewajibanku sebagai mahasiswi tetapi aku juga melakukan hobi ku
menulis dan membantu orang lain dengan segenap kemampuanku. Menurutku kuliah
bukan hanya sekedar menambah ilmu ataupun modal agar mendapat pekerjaan yang
layak, akan tetapi masa kuliah adalah masa pencarian jati diri. Semasa kuliah
aku memiliki beberapa versi teman, pada tahun pertama kuliah aku berteman dekat
dengan dua orang teman ku yang ambisius, pada tahun kedua aku berteman dekat
dengan seorang pencinta alam, dan pada tahun ketiga aku dekat dengan seorang
pendiam hingga tahun ke empat. Kalian tahu segala proses pertemanan yang
kualami adalah proses aku mencari jati diri, ketika akau berteman dengan
seseorang yang ambisius, aku merasa bersemangat akan tetapi aku salah
menempatkan semangatku, aku tidak menempatkan semangatku pada belajar ataupun
mengejar nilai, melainkan untuk mencoba mengubah penampilanku menjadi lebih
feminim, hingga aku sadar, bahwa aku tidak pernah merasa nyaman dengan penampilan yang feminim.
Kemudian aku memiliki teman dekat seorang wanita pencinta alam, yang memiliki
sikap tenang dan santai. Satu hal yang kudapat dari temanku yang satu ini yaitu
sikap tenangnya dalam menghadapi setiap masalah, darinya juga aku belajar
mengendarai motor di perkotaan dengan tenang, karena sebelumnya aku adalah
orang yang gampang panik. Terakhir
aku bersahabat dengan seorang pediam dan Alhamdulillah aku sangat nyaman, dia
memang terlihat pendiam dari luar tetapi setelah lama mengenalnya ternyata dia
lebih pandai bicara dari pada aku , kami saling terbuka, terutama aku, aku
tidak sungkan menceritakan apa pun padanya, teman ku yang satu ini memiliki
pemikiran yang luas dan selalu berfikiran positif, darinya lah aku belajar
berfikiran positif, karena sebelumnya aku adalah orang yang suka menilai orang
dari luarnya saja dan sering menyimpan curiga pada orang-orang yang berada
disekitarku, dan karenanyalah sekarang ini aku mulai memiliki pandangan dari
berbagai sisi, aku tidak mudah membenci orang, dan juga tidak mudah mempercayai
orang begitu saja, menurutku untuk mendapatkan kepercayaan dibutuhkan suatu
usaha.
Maka dari itu bagi ku kuliah bukan hanya
sekedar mendapat gelar sarjana dengan IPK bagus, tapi bagi ku lulus adalah
bagaimana aku bisa menjadi pribadi yang baru, yang lebih baik dan lebih matang
dibandingkan pada saat lulus SMA dulu, aku bukan hanya ingin lulus dari
Universitas tapi juga lulus dari ujian hidup. Keberhasilan bukan hanya lulus dengan IPK tertinggi, akan
tetapi keberhasilan adalah dimana kita bisa mendapat cara pandang baru dengan
pemikiran yang lebih dewasa dan kepribadian yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar