Rabu, 21 Oktober 2015

Jadilah Dirimu Sendiri


Jadilah dirimu sendiri !!!
“Ehh put, nda balik kesamarinda,” teriak Anita sambil mengendarai motor melewati depan rumahku, aku yang saat itu sedang menyapu halaman tiba-tiba berhenti dan langsung memanggil serta meminta Anita berhenti, aku berniat untuk mengembalikan kunci kamar kos nya yang ku pinjam dua hari yang lalu. Anita pun bertanya lagi kapan aku akan kembali ke Samarinda, dan aku menjawab bahwa aku akan seminggu lagi berada dirumah, mendengar jawabanku Anita mulai membujukku untuk kembali segera kesamarinda karena dia tahu bahwa skripsiku telah jauh tertinggal, kurang lebih ini yang dikatakannya pada ku, “kesamarinda sudah put sayang loh, ingat proposal put.” Pada saat kejadian itu ternyata Mama ku sedang berdiri dan menyaksikan kami berdua, setelah kami berdua selesai dengan urusan kami, aku melihat Mama ku kembali masuk untuk melanjutkan pekerjaanya, tanpa berkata satu patah kata pun padaku. Sejenak aku berfikir, mungkin Mama ku merasa malu pada ku, karena kemungkinan besar aku akan terlambat menyandang gelar sarjana, tapi alasan dibalik diamnya Mama ku bukanlah itu, tapi karena Mama ku tahu apa yang akan kulakukan selama seminggu dirumah, kalian tahu aku mungkin saja bisa menjadikan seorang presiden hanya dalam waktu seminggu, tapi itu berlebihan sihh karena pada nyatanya aku hanya membantu adik-adik ku untuk belajar.
 Akan tetapi kalimat ku tadi mengenai menjadikan seseorang presiden dalam waktu satu minggu bukanlah hanya bualan semata, faktanya hal itu bisa saja dilakukan, aku yakin semua  orang pernah mendengar mengena masalah Umur Keemasan dari seorang balita, yaitu pada saat balita berumur 3 tahun, pada masa-masa masa ini balita akan menyerap semua pengalamanya baik itu ilmu, tingkah laku atau pun kepribadian, dan menyimpanya seeumur hidup, pada masa keemasan inilah penting bagi orang tua untuk memberikan hal-hal ataupun contoh-contoh yang baik dan memberi pembelajaran yang baik, dan pada masa ini juga orang tua dapat mendidik anak-anaknya untuk menjadi orang hebat. Anak-anak dapat meniru tingkah laku orang dewasa hanya dalam hitungan menit setelah ia melihat contoh aslinya,  tidak perlu membutuhkan waktu seminggu anak-anak dapat kita ajarkan hal kecil yang bermanfaat hanya dalam satu hari, contohnya membiasakan diri mencuci tangan sebelum makan, berdoa sebelum tidur, membuang sampah pada tempatnya, dan hal-hal kecil lainya yang baik, dan dalam seminggu anak-anak sudah dapat terbiasa melakukan semua  hal itu.
Bulan Juni ini kedua adikku sedang menghadapi ujian akhir semester, atau kalau anak sekolah bilang ulangan semester akhir, keberadaanku dirumah adalah untuk membantu mereka belajar, tidak ada trik khusus yang digunakan dalam belajar, kami hanya membaca dan melakukan tanya jawab, yang membuat ku semangat dan rela menunda skripsi ku adalah perjanjianku dengan adikku yang paling kecil, namanya Nabil kelas 3 SD, bisa dibilang hal yang paling dibencinya adalah sekolah dan menulis, sementara, itu adalah hal wajib yang harus dikerjakanya setiap senin sampai sabtu. Hingga pada suatu hari sebelum hari H ulangan semester dia berkata “nda usah pulang put, minggu depan aja pulang,  ajarin aku dulu, ulangan.” Mendengar ucapannya sontak aku heran dan tersenyum sembari berkata, “ohhh betul yah, perjanjian pokonya harus belajar terus nda boleh main,” untuk catatan adik ku yang satu ini paling hobi mainan, semua hal bisa ia mainkan. Setelah berdiskusi panjang dan melakukan tawar menawar, akhirnya aku dan Nabil membuat perjanjian, isinya “Aku tinggal seminggu lagi dirumah dan bantu Nabil belajar Malam dan Subuh, sementara siang hari Nabil bebas bermain”, oke sipp walaupun tidak ada pernyataan tertulisnya, aku ingin membiasakan adikku untuk terbiasa menepati janji dan konsisten dengan kata-katanya. Dengan ini aku pun bertekat ingin membuat adikku masuk dalam rangking 5 besar, alhasil, alhamdulillah adik ku mendapat peringkat 5. Rasanya cukup puas dan penuh rasa syukur.
Aku sadar mungkin aku tidak seprti mahasiswa kebanyakan yang ambisius mengejar kelulusan, bahkan aku terkesan santai, tetapi aku merasa bahagia, itulah yang terpenting, aku menjalani hidupku dengan kesyukuran dan melakukan hal-hal yang ketika aku melakukanya hatiku merasa senang, aku tetap mengerjakan kewajibanku sebagai mahasiswi tetapi aku juga melakukan hobi ku menulis dan membantu orang lain dengan segenap kemampuanku. Menurutku kuliah bukan hanya sekedar menambah ilmu ataupun modal agar mendapat pekerjaan yang layak, akan tetapi masa kuliah adalah masa pencarian jati diri. Semasa kuliah aku memiliki beberapa versi teman, pada tahun pertama kuliah aku berteman dekat dengan dua orang teman ku yang ambisius, pada tahun kedua aku berteman dekat dengan seorang pencinta alam, dan pada tahun ketiga aku dekat dengan seorang pendiam hingga tahun ke empat. Kalian tahu segala proses pertemanan yang kualami adalah proses aku mencari jati diri, ketika akau berteman dengan seseorang yang ambisius, aku merasa bersemangat akan tetapi aku salah menempatkan semangatku, aku tidak menempatkan semangatku pada belajar ataupun mengejar nilai, melainkan untuk mencoba mengubah penampilanku menjadi lebih feminim, hingga aku sadar, bahwa aku tidak pernah merasa nyaman dengan penampilan yang feminim. Kemudian aku memiliki teman dekat seorang wanita pencinta alam, yang memiliki sikap tenang dan santai. Satu hal yang kudapat dari temanku yang satu ini yaitu sikap tenangnya dalam menghadapi setiap masalah, darinya juga aku belajar mengendarai motor di perkotaan dengan tenang, karena sebelumnya aku adalah orang yang gampang panik. Terakhir aku bersahabat dengan seorang pediam dan Alhamdulillah aku sangat nyaman, dia memang terlihat pendiam dari luar tetapi setelah lama mengenalnya ternyata dia lebih pandai bicara dari pada aku , kami saling terbuka, terutama aku, aku tidak sungkan menceritakan apa pun padanya, teman ku yang satu ini memiliki pemikiran yang luas dan selalu berfikiran positif, darinya lah aku belajar berfikiran positif, karena sebelumnya aku adalah orang yang suka menilai orang dari luarnya saja dan sering menyimpan curiga pada orang-orang yang berada disekitarku, dan karenanyalah sekarang ini aku mulai memiliki pandangan dari berbagai sisi, aku tidak mudah membenci orang, dan juga tidak mudah mempercayai orang begitu saja, menurutku untuk mendapatkan kepercayaan dibutuhkan suatu usaha.
Maka dari itu bagi ku kuliah bukan hanya sekedar mendapat gelar sarjana dengan IPK bagus, tapi bagi ku lulus adalah bagaimana aku bisa menjadi pribadi yang baru, yang lebih baik dan lebih matang dibandingkan pada saat lulus SMA dulu, aku bukan hanya ingin lulus dari Universitas tapi juga lulus dari ujian hidup. Keberhasilan bukan hanya lulus dengan IPK tertinggi, akan tetapi keberhasilan adalah dimana kita bisa mendapat cara pandang baru dengan pemikiran yang lebih dewasa dan kepribadian yang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar