Bersyukur
dari Hal Terkecil
“Bersyukur dari hal terkecil”, tidak ku sangka kalimat ini
dikatakan oleh seorang mahasiswa yang berumur sangat muda, namanya adalah
Melisa dan dikos biasa kami panggil Mel, ya kami tinggal di kos yang sama dan
dia lebih muda dua tahun dari ku. Saat itu pagi-pagi sekali Mel baru saja
datang dengan temanya Rani yang juga sekos dengan ku, melihatnya datang, aku
pun penasaran dan bertanya, “dari mana Mel?”, dan Mel mulai bercerita panjang
lebar. Ternyata anak itu baru saja di jambret oleh dua orang pencuri bermotor,
tas mereka di ambil paksa dengan cara talintya dipotong dengan benda tajam,
kejadian itu terjadi pada saat mereka berada diatas motor dan ingin kembali
kekos tadi. Yang mengherankan adalah tidak terlihat wajah sedih apalangi kecewa dari seorang Melisa, entah dari mana
kekuata itu dia dapatkan, padahal isi tasnya adalah barang-barang berhargga
semua seperti HP, dompet dan tentu berbagai macam kartu yang ada didompetnya,
akan tetapi tidak terlihat raut kesedihan yang terpampang diwajah mel, bahkan ketika
ia bercerita mengenai peristiwa itu ia terlihat antusias serta menyelinginya
dengan sedikit candaan.
Pada saat aku bertanya apa dia tidak merasa sedih, kurang lebih
ini jawaban Mel “yah mba percuma juga sedih, malah beryukur mba kita nda
kenapa-napa, kitakan dimotor, kalo motornya yang jatuh malah lebih bahaya mba,
malah masuk rumah sakit nanti mba bukanya lapor polisi, bersyukur dari hal
terkecil aja lah mba,” jawab Mel sambil tersenyum dan tertawa kecil. Mendengar
jawaban Mel, sontak hatiku pun mersa malu sekaligus merasa kagum, dia yang
semuda itu telah memiliki pemikiran yang matang dan sikap yang bijaksana dalam
menghadapi masalah. Dari sisni aku belajar bahwa hidup ini harus terus
banyak-banyak bersyukur pada sang maha pencipta, dan dari pembelajaran itu
setiap bangun pagi aku mulai mencoba bersyukur dari hal-hal kecil, dari
kesejukan pagi yang diberikan oleh sang kuasa hingga hidup yang dikaruniainya
pada ku, hingga aku mengerti bahwa setiap tarikan nafas dan debaran jantung ini
harusnya kita selalu bersyukur.
Aku teringat satu buku yang pernah kubaca judulnya adalah 100
Kisa Kepahlawanan Wanita, buku ini mengisahkan bagaimana sikap patriot para
wanita di jaman Nabi Muhammad SAW dan Kekhalifahan, dalam salah satu kisahnya
terdapat cerita mengenai sikap patriot Tamadhur Binti Amru AL-Khansa’, Tamdhur
merupakan seorang mujahid, penyair yang terkenal dan seorang ibu dari empat
anaknya. Yang luar biasa dari sosok Tamadhur adalah kesabaranya pada saat dia
kehilangan satu-persatu anaknya dalam perang Al-Qadisiyah. Pada saat mengetahui
anak pertamanya mati syahid dalam perang, ibu yang penyabar ini berkata,”
Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kematianya secara syahid
dan aku berharap kepada Allah, kelak dia akan mengumpulkan aku bersamanya dalam
kasih sayangnya.” Hal yang sama beliau ucapkan pada kematian ketiga anaknya
yang lain, ini menunjukkan betapapun beratnya cobaan yang dihadapinya Tamdhur
terus bersyukur dan menghadapi semua itu dengan keteguhan hati serta kesabaran
yang dikarunikan Allah padanya. Semoga hati kita terus dilindungi oleh Allah
dan kita masuk golongan orang-orang yang sabar. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar