Selasa, 22 September 2015

Bersyukur dari Hal Terkecil, (Selamat Membaca) :)





Bersyukur dari Hal Terkecil




“Bersyukur dari hal terkecil”, tidak ku sangka kalimat ini dikatakan oleh seorang mahasiswa yang berumur sangat muda, namanya adalah Melisa dan dikos biasa kami panggil Mel, ya kami tinggal di kos yang sama dan dia lebih muda dua tahun dari ku. Saat itu pagi-pagi sekali Mel baru saja datang dengan temanya Rani yang juga sekos dengan ku, melihatnya datang, aku pun penasaran dan bertanya, “dari mana Mel?”, dan Mel mulai bercerita panjang lebar. Ternyata anak itu baru saja di jambret oleh dua orang pencuri bermotor, tas mereka di ambil paksa dengan cara talintya dipotong dengan benda tajam, kejadian itu terjadi pada saat mereka berada diatas motor dan ingin kembali kekos tadi. Yang mengherankan adalah tidak terlihat wajah sedih apalangi  kecewa dari seorang Melisa, entah dari mana kekuata itu dia dapatkan, padahal isi tasnya adalah barang-barang berhargga semua seperti HP, dompet dan tentu berbagai macam kartu yang ada didompetnya, akan tetapi tidak terlihat raut kesedihan yang terpampang diwajah mel, bahkan ketika ia bercerita mengenai peristiwa itu ia terlihat antusias serta menyelinginya dengan sedikit candaan.




Pada saat aku bertanya apa dia tidak merasa sedih, kurang lebih ini jawaban Mel “yah mba percuma juga sedih, malah beryukur mba kita nda kenapa-napa, kitakan dimotor, kalo motornya yang jatuh malah lebih bahaya mba, malah masuk rumah sakit nanti mba bukanya lapor polisi, bersyukur dari hal terkecil aja lah mba,” jawab Mel sambil tersenyum dan tertawa kecil. Mendengar jawaban Mel, sontak hatiku pun mersa malu sekaligus merasa kagum, dia yang semuda itu telah memiliki pemikiran yang matang dan sikap yang bijaksana dalam menghadapi masalah. Dari sisni aku belajar bahwa hidup ini harus terus banyak-banyak bersyukur pada sang maha pencipta, dan dari pembelajaran itu setiap bangun pagi aku mulai mencoba bersyukur dari hal-hal kecil, dari kesejukan pagi yang diberikan oleh sang kuasa hingga hidup yang dikaruniainya pada ku, hingga aku mengerti bahwa setiap tarikan nafas dan debaran jantung ini harusnya kita selalu bersyukur.



Aku teringat satu buku yang pernah kubaca judulnya adalah 100 Kisa Kepahlawanan Wanita, buku ini mengisahkan bagaimana sikap patriot para wanita di jaman Nabi Muhammad SAW dan Kekhalifahan, dalam salah satu kisahnya terdapat cerita mengenai sikap patriot Tamadhur Binti Amru AL-Khansa’, Tamdhur merupakan seorang mujahid, penyair yang terkenal dan seorang ibu dari empat anaknya. Yang luar biasa dari sosok Tamadhur adalah kesabaranya pada saat dia kehilangan satu-persatu anaknya dalam perang Al-Qadisiyah. Pada saat mengetahui anak pertamanya mati syahid dalam perang, ibu yang penyabar ini berkata,” Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kematianya secara syahid dan aku berharap kepada Allah, kelak dia akan mengumpulkan aku bersamanya dalam kasih sayangnya.” Hal yang sama beliau ucapkan pada kematian ketiga anaknya yang lain, ini menunjukkan betapapun beratnya cobaan yang dihadapinya Tamdhur terus bersyukur dan menghadapi semua itu dengan keteguhan hati serta kesabaran yang dikarunikan Allah padanya. Semoga hati kita terus dilindungi oleh Allah dan kita masuk golongan orang-orang yang sabar. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar